Taoisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Taoisme (Tionghoa: 道教 atau 道家
) juga dikenal dengan Daoisme, diprakarsai oleh Laozi (老子;pinyin:Lǎozǐ) sejak akhir Zaman Chunqiu
yang hidup pada 604-517 sM atau abad ke-6 sebelum Masehi. Taoisme merupakan
ajaran Laozi yang berdasarkan Daode Jing (道德經,pinyin:Dàodé Jīng). Awalnya
Daode jing disebut Laozi Wuqianyan (老子五千言) atau Tulisan Laozi Lima Ribu Kata. Selanjutnya Dia
meninggalkan ibu kota dan tidak pernah terdengar lagi kabar beritanya.
Belakangan, semasa Dinasti Han (202 – 221 SM) kitab itu mulai disebut
Daodejing, karena membahas mengenai Dao ( Jalan ) dan De (德, atau Kebajikan) yang diajarkan Laozi[1].
Kitab singkat yang berjudul
Daodejing itu, untuk selanjutnya menjadi kitab pegangan utama bagi para
penganut Daoisme.Pengikut Laozi yang terkenal adalah Zhuangzi (莊子) yang merupakan tokoh penulis kitab yang berjudul Zhuangzi. Selain itu ada Lie Zi 列子, Huainan zi 淮南子 juga termasuk filsuf Taoisme. Lie Zi, Huainan Zi juga
membuat kitab yang berjudul Lie Zi dan Huainan Zi.
Taoisme adalah sebuah aliran
filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah berumur ribuan tahun, dan
akar-akar pemikirannya telah ada sebelum masa Konfusiusme. Hal ini dapat disebut
sebagai tahap awal dari Taoisme. Bentuk Taoisme yang lebih sistematis dan
berupa aliran filsafat muncul kira-kira 3 abad SM. Selain aliran filsafat,
Taoisme juga muncul dalam bentuk agama rakyat, yang mulai berkembang 2 abad
setelah perkembangan filsafat Taoisme.
Taoisme
sebelum Dinasti Qin
Setelah berakhirnya Zaman Chunqiu,
Disaat Zaman
Berperangan yang menjadikan Cina terbagi-bagi menjadi beberapa
kerajaan yang berbeda-beda, sehingga Shihuangdi (秦始皇帝) menyatukan semua kerajaan tersebut dan membentuk Dinasti Qin. Sebelum Dinasti Qin, Taoisme merupakan filsafat Laozi dan
Zhuangzi, tetapi bukan sebuah agama. Taoisme yang
mementingkan kesehatan, pernah mendiskusikan “hidup abadi”
dalam konteks ajarannya, Taoisme dijadikan dasar perkembangan kepercayaan
manusia untuk menjadi dewa dalam mencapai keabadian.
Agama
Dao dan Daojia
Sima Tan 司馬談 ( 165-110 BCE ) membagi pemikiran filsuf-filsuf Tiongkok
menjadi enam. Yaitu : Ruisme/ Rujia 儒家, Taoisme/ Daojia 道家, Legalisme/ Fajia 法家, Aliran filsafat Yinyang / Yinyangjia 陰陽家, Mohisme/ Mojia 墨家, Filsafat nama ( logika )/ Mingjia 名家.
Filsafat Tao ( disebut Dao jia 道家 ) ini kemudian digabung dengan pemikiran-pemikiran Huangdi 黃帝 ( Kaisar Kuning ). Disebut Huanglao Dao 黃老道 ( jalan/ajaran Huangdi dan Laozi ). Huanglao dao ini
adalah cikal bakal agama Tao. Sedangkan Daojia tetap berjalan sebagai aliran
filsafat. Bahkan menjadi sistem pemerintahan pada masa awal dinasti Han berdiri
hingga dihapus oleh kaisar Han Wudi 漢武帝( 157-87 BCE ) atas usulan Dong Zhongshu 董仲舒.
Agama Tao atau Daojiao 道教 didirikan oleh Zhang Ling atau yang lebih dikenal dengan
nama Zhang Daoling 張道陵
( 34-156 ). Selain menggunakan kitab Daodejing, Zhang Daoling juga menggunakan
kitab Taiping jing 太平經
( kitab kedamaian agung ). Agama Tao mengenal tiga tokoh yang mendirikan dan
membangun agama Tao. Pertama adalah kaisar kuning 黃帝, kedua adalah Laozi dan ketiga adalah Zhang Daoling.
Pada era sekarang ini, agama Dao
merupakan ajaran-ajaran Laozi-Zhuangzi yang berkembang menjadi agama yang
memiliki banyak penganut. Agama Dao bertujuan agar mengarahkan manusia mencapai
TAO yaitu suatu keadaan di mana Manusia mencapai Kesempurnaan, agama ini lebih
bersifat kemanusiaan, dan berpotensi memenuhi keperluan rohaniah manusia. Dalam
agama Dao, Laozi didewakan sebagai Taishanglaojun (太上老君) dan hari lahirnya adalah tanggal 15 bulan 2 kalender
Tionghoa.Kitab-kitab Daode Jing dan Zhuangzi, Taipingjing 太平經, Zhengyi jing 正一經, Gaoshang Xinying Miao jing 高尚心印妙經, Qingjing jing 清靜經 dan masih banyak kitab lainnya yang menjadi kitab suci
agama Tao dikanonisasi. Disebut Daozang 道藏 ( kanon Dao ).
Daojia adalah pusat pengkajian
filsafat tentang Daode Jing dan Zhuangzi, ajaran ini mengandung unsur mistisme
yang tidak mendewakan apa-apa. Daojia digolongkan kepada tiga generasi yaitu
“Daojia sebelum Qin” (先秦老莊道家),”Qin-Han Daojia” (秦漢黃老道家), dan ”Wei-Jin Daojia” (魏晋玄學道家). Setelah generasi Wei-Jin, Daojia tidak lagi berupa agama
tersendiri, tetapi digabungkan dalam ajaran agama Dao. Saat ini, ajaran
tersebut dikenal sebagai Taoisme.
Tokoh
Sentral
Tokoh sentral dari Taoisme adalah
Laozi. Mengenai biografinya, terdapat sebuah pertanyaan mengenai kebenaran
historis Laozi. Ada berbagai pihak yang memperdebatkan mengenai hal ini. Ada
pihak yang menyatakan Laozi hanya tokoh rekaan, karena cerita-cerita mengenai
dirinya banyak yang tidak masuk akal. Di pihak lain, ada yang menerima semua
cerita dan tradisi mengenai Laozi. Akan tetapi, ada juga pihak yang tidak terlalu
memperdebatkan mengenai Laozi. Mereka menerima tokoh Laozi benar-benar ada,
namun hal itu tidak terlalu penting untuk dibicarakan. Mereka lebih suka
membahas kitabnya dan isi pengajaran Taoisme.
Sumber mengenai kehidupan Laozi
dapat dilihat dalam Shi Ji 史記
yang merupakan catatan sejarah dari Sima Qian 司馬遷 yang hidup pada abad pertama sebelum Masehi. Meskipun Sima
Qian mengetahui ada konflik historis di dalan cerita tersebut, namun ia tetap
menulis apa adanya, karena ia tidak mengetahui mana yang benar atau tidak. Ia
hanya menuliskannya dalam 248 huruf Tionghoa dan diterjemahkannya melalui kisah
dari mulut ke mulut dalam lingkungan menganut Tao.
Menurut tradisi Laozi lahir
kira-kira tahun 640 SM di negara Chu (provinsi Honan). Nama Laozi dapat
diterjemahkan sebagai “Putra Tua”, “Sahabat Tua”, ataupun “Sang Guru Tua”.
Sebutan ini merupakan suatu gelar kecintaan dan penghormatan. Menurut legenda,
ia dilahirkan tanpa dosa sama sekali oleh sebuah meteor; dan dikandung oleh
ibunya selama delapan puluh dua tahun. Pekerjaannya adalah pemelihara arsip,
dan bahwa dengan pekerjaannya itu ia hidup secara sederhana dan tidak banyak
tuntutan. Kepribadiannya, hampir seluruhnya didasarkan pada sebuah buku kecil
yang dianggap ditulis oleh dia sendiri.
Sedih karena kecenderungan orang
mengambil manfaat dari kebaikan yang diajarkannya, serta berusaha mencari
kedamaian pribadi yang lebih besar pada usianya yang semakin lanjut, akhirnya
Laozi menunggang seekor kerbau dan pergi ke arah Barat, yaitu yang sekarang
disebut Tibet (Lembah Hankao). Sebelum pergi, ada seorang penjaga gerbang yang
berusaha menahannya agar tidak pergi. Karena usahanya gagal, ia meminta Laozi
untuk meninggalkan suatu catatan mengenai pandangan Laozi. Kemudian Laozi
tinggal selama tiga hari, dan setelah itu ia kembali dengan sebuah buku kecil
yang berisi ± 5000 huruf Cina berjudul Dao De Jing.
Laozi juga dikatakan hidup satu
zaman dengan Konfusius. Akan tetapi dengan menyelidiki kitab Daode Jing, dapat
disimpulkan bahwa hal tersebut tidak mungkin, karena ada beberapa gagasan yang
tidak mungkin dikenal umum pada masa Konfusius. Kebanyakan ahli masa kini
menyatakan Laozi hidup ± 2 abad setelah Konfusius.
Ajaran
Taoisme
Dao
Inti pengajaran Taoisme adalah "Dao"
(道) yang berarti tidak berbentuk,
tidak terlihat, tetapi merupakan proses kejadian dari semua benda hidup dan
segala benda-benda yang ada di alam semesta. Dao yang berwujud dalam bentuk
benda hidup dan kebendaan lainnya adalah De (德). Gabungan Dao dengan De dikenal sebagai Taoisme yang
merupakan landasan kealamian. Taoisme bersifat tenang, tidak berbalah, bersifat
lembut seperti air, dan bersifat abadi. Keabadian manusia terwujud di saat
seseorang mencapai kesadaran Dao, dan orang tersebut akan menjadi dewa.
Penganut-penganut Taoisme mempraktikkan Dao untuk mencapai kesadaran Dao, dan
menjadi seorang dewa.
Taoisme membahas proses terjadinya
alam semesta dan semua mahluk, dalam Daode Jing Bab 42:
“道生一,一生二,二生三,三生万物。万物负阴而抱阳,冲气以为和"
Berarti: Dao melahirkan
sesuatu, yang dilahirkan itu melahirkan Yin dan Yang, Yinyang
saling melengkapi untuk menghasilkan tenaga atau kekuatan. Kekuatan tersebut
sebagai sumber dari jutaan benda di dunia. Setiap benda di alam semesta yang
berupa benda hidup ataupun benda mati mengandung Yinyang yang saling
melengkapi untuk mencapai keseimbangan.
Secara terminologi, Yin dan Yang
diterjemahkan sebagai negatif dan positif. Setiap benda bersifat
dualisme yang terdiri dari unsur positif dan unsur negatif. Benda yang tidak
memiliki unsur negatif dan positif, itu bermakna kosong dan hampa. Seperti
halnya magnet, magnet mempunyai unsur positif dan negatif, kedua-duanya
bersifat saling melengkapi. Magnet tanpa unsur positif, maka tidak terwujudnya
unsur negatif. Itu bermakna bahwa magnet tidak akan terwujud jika tidak
memiliki kedua unsur tersebut.
Kemudian Taoisme memiliki penekanan
kuat terhadap keselarasan manusia dengan Dao dan alam semesta. Dao dipandang
mengatasi segala hal, baik manusia maupun alam, dan sekaligus juga tersebar di
dalam alam ini. Dalam Taoisme dikatakan bahwa manusia harus hidup menurut tata
cara alam (Dao), memahami hakikatnya, dan hidup selaras dengannya.
Dao sebenarnya tidak dapat diberi
nama, dan ia juga tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dao yang
sesungguhnya hanya dapat dipahami dengan melalui kesadaran rohani manusia. Akan
tetapi, untuk dapat memudahkan orang mengerti akan Dao ini, maka Dao harus
dijelaskan dengan kata-kata. Dao secara harafiah dapat dikatakan sebagai
"jalan setapak" atau "jalan". Untuk dapat lebih memahami
"jalan" ini, maka ada tiga makna yang dapat dipelajari:
1. Tao adalah Jalan dari Kenyataan
Terakhir Dao tidak dapat ditangkap karena melampaui jangkauan panca indera. Dao
melampaui segala pikiran dan khayalan. Oleh sebab itu, kata-kata tidak akan
dapat menjelaskan Dao yang sesungguhnya. Dao adalah yang maha besar dan
merupakan asas totalitas segala benda dan kehidupan. Dao adalah substansi yang
mewujudkan segala benda, termasuk makhluk hidup, juga merupakan sumber asal
dari setiap awal dan setiap akhir. Makna Dao yang pertama dan terdasar ini
dapat diketahui, hanya melalui kesadaran mistik yang tidak dapat dijelaskan
dengan kata-kata.
2. Tao adalah Jalan Alam Semesta Dao
memiliki sifat transenden tetapi juga imanen. Dao menjadi penggerak dari alam
semesta ini, yaitu sebagai kaidah, irama, dan kekuatan pendorong seluruh alam,
dan juga sebagai asas penata yang berada di belakang semua yang ada. Dao adalah
roh yang mendiami seluruh alam, sehingga ia menjadi “benda” dan bersifat
imanen.
3. Tao adalah Jalan Manusia Menata
Hidupnya Dao juga memberikan petunjuk kepada manusia mengenai kehidupan yang
seharusnya dijalani oleh manusia supaya selaras dengan cara bekerja alam
semesta ini. Hal ini berkaitan dengan ajaran-ajaran dan etika Taoisme lainnya.
Lambang
Yin Yang
Lambang Yin Yang yang paling populer adalah lambang
Xiantian Taiji (先天太極圖)
atau Yinyang Yu (陰陽魚)
diperkenalkan oleh Lai Zhide (來知德;
tahun 1525~1604). Sejarah pengkajian dan perkembangan lambang Yinyang dimulai
pada masa Dinasti Song hingga
abad ke-15. Lambang Taoisme yang lainnya adalah Chentuan (陳摶) dan Zhou Dunyi (周敦頤), popularitas kedua lambang ini kedudukannya setelah
popularitas lambang Xiantian Taiji . Lambang asli dari Taoisme adalah lambang
Wuji(無極圖) oleh Chentuan pada awal Dinasti
Song, kemudiannya dimajukan oleh Chou Dunyi yang memperkenalkan lambang Taiji (太極圖).
Pandangan
tentang Wu Wei
Wu-wei dapat secara harafiah
diterjemahkan dengan ‘tidak mempunyai kegiatan’ atau ‘tidak berbuat’. Istilah
ini sesungguhnya tidak berarti sama sekali tidak ada kegiatan, atau sama sekali
tidak berbuat apapun, melainkan berarti berbuat tanpa dibuat-buat dan tidak
semau-maunya. Karena wu-wei adalah sifat dasar kehidupan yang selaras dengan
alam semesta. Bersikap dibuat-buat dan semau-maunya berlawanan dengan sikap
kodrati atau sikap yang wajar. Menurut teori Wu-wei, seseorang hendaknya
membatasi kegiatan-kegiatannya pada apa yang diperlukan dan apa yang kodrati
atau wajar. Seperti dalam mencapai tujuan tertentu, jangan sampai berbuat
berlebihan atau melakukan upaya semau-maunya. Dalam melakukan perbuatan ini,
hendaknya orang mengambil kesederhanaan sebagai prinsip hidup yang
membimbingnya, sebab umat manusia mempunyai terlampau banyak keinginan dan
terlalu banyak pengetahuan. Mereka mencari kebahagiaan dengan cara memenuhi
keinginan mereka. Akan tetapi, ketika mereka berusaha memenuhi terlampau banyak
keinginan, mereka memperoleh hasil yang sebaliknya.
Wu-wei adalah hidup yang dijalani
tanpa ketegangan. Wu-wei merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan,
kesederhanaan, dan kebebasan; suatu kemampuan yang efektif, yang murni di mana
tidak ada gerak yang dihambur-hambur sekadar untuk dipamerkan ke luar. Jika
Wu-wei dilihat dari luar, terlihatlah ia tanpa daya, karena tidak pernah
memaksa dan tidak pernah terlihat tegang. Rahasianya terletak pada cara mencari
ruang kosong dalam hidup dan alam, dan bergerak melaluinya. Chuang Tzu
menjelaskan hal ini dengan ceritanya tentang seorang pejagal yang pisaunya
tidak pernah tumpul selama dua puluh tahun. Sewaktu didesak untuk menjelaskan
rahasianya, pejagal itu menjawab, “Dari antara tulang-tulang pada setiap
persendian selalu ada suatu ruang. Jika tidak demikian, tentu tidak akan ada
gerakan. Dengan mencari ruang ini dan meingisinya di situ, maka pisau saya
dapat melalui tulang-tulang itu tanpa menyentuhnya.”
Gejala alam yang paling mirip dengan
Tao dalam pandangan para penganut Taoisme adalah air. Mereka kagum dengan cara
air yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan mencari
tempat-tempat yang terletak paling rendah. Air juga mempunyai kekuatan yang
mampu meluluhkan batu karang dan menghanyutkan bukit-bukit. Sifat luwes tak
berhingga namun kokoh tanpa bandingan. Itulah kebajikan air dan demikian juga
kebajikan dari Wu-wei. Ciri yang terakhir adalah kejernihannya di saat ia
tenang. Namun, kejernihan hanya dapat tertangkap oleh mata batin jika kehidupan
manusia itu mencapai ketenangan yang diam dari suatu telaga yang dalam dan
hening.
Pandangan
tentang Manusia
Menurut pandangan Taoisme, hidup
manusia sudah digariskan oleh ‘langit’. Manusia sudah memiliki jalannya
masing-masing. Yang harus dilakukan manusia hanya meneliti jalan itu dan
mengikuti jejak itu tanpa coba memaksakan pandangannya yang sempit, serta tanpa
kehendak ingin menyelewangkan diri dari yang alamiah demi keuntungan pribadi.
Sikap semacam itulah yang disebut dengan Wu Wei, yang artinya tidak mencampuri.
Wu-wei dapat juga diartikan ‘tidak berkeinginan’. Manusia dalam pandangan
Taoisme, harus menghilangkan keinginannya, dan mengikuti jalannya proses alam
tanpa mencampuri proses itu.
Menurut Taoisme, apabila manusia
menjadi sombong dan melakukan hal di luar kemampuannya, maka suatu saat dia
akan mendapat celaan yang dapat membuatnya berduka atau menderita. Karena itu,
seorang bijaksana yang mengenal Dao dan hukum alam akan memilih mengundurkan
diri dan menolak segala penghargaan yang diberikan padanya. Ia memilih untuk
tidak menonjolkan dirinya. Meskipun demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa
seseorang harus menyingkirkan seluruh harta benda yang dimiliki untuk mencapai
ketentraman batin. Hal yang perlu dibuang adalah rasa kemelekatan terhadap
harta tersebut. Apabila harta dibuang namun masih ada kemelekatan terhadapa
harta tersebut, maka sia-sia saja. Karena itu buanglah kemelekatan terhadap
harta dari diri manusia, dan harta benda harus digunakan untuk kepentingan
sosial. Dengan demikian manusia tidak akan merasakan penderitaan akibat
kehilangan harta. Seperti tertulis dalam Daode Ching Bab 2 ayat 11b: “…Oleh
karena tidak mempunyai apa-apa, maka dia tidak pernah kehilangan apa-apa.”
Manusia yang mengikuti Dao tidak
mencampuri hidup orang lain, dalam arti ia tidak memaksakan orang lain
membutuhkan, ia menolong mereka menjadi bebas dengan mengikuti Dao. Manusia
yang baik adalah yang mampu mengikuti jalannya alam semesta sesuai dengan Dao.
Jika manusia telah berhasil
mengikuti jalan Dao, maka ia tidak perlu takut akan kematian. Kematian adalah
sebuah proses alam dan manusia tidak dapat melawan alam, oleh karena itu
manusia tidak perlu taku atau cemas terhadap kematian. Kematian hanya
mengembalikan manusia kepada Dao.
Etika
Taoisme
Dalam menjalani kehidupan yang ada,
manusia mengarah pada kehidupan yang alamiah tanpa adanya proses ikut campur.
Kehidupan yang alami inilah yang menjadi suatu kebajikan dasar yang memicu
munculnya tiga buah kebajikan lain yang menuntun manusia dalam kehidupannya,
yaitu lemah lembut, rendah hati, dan menyangkal diri. Kelemah-lembutan
merupakan teman dari kehidupan, sebaliknya, kekerasan dan kekakuan adalah teman
dari kematian. Rendah hati adalah sikap mampu membatasi diri dengan berbuat
seperlunya saja. Di dalam kitab Daode Ching dikatakan, “Tidak ada kutuk yang
lebih besar daripada merasa kurang puas. Tidak ada dosa yang lebih besar
daripada selalu ingin memiliki.” Kemudian menyangkal diri adalah sikap
menganggap diri dan hidup manusia hanyalah sebagai pinjaman dari alam semesta
kepada manusia. Oleh karena itu, manusia yang bijaksana dan menginginkan hidup
tenang dan tenteram akan mempercayakan seluruh hidupnya kepada Dao atau alam
semesta.
Perkembangan
ajaran yang berdasarkan paham Taoisme
Bidang-bidang yang berkembang
berdasarkan paham Taoisme, antara lain: Taiji, Qigong, bidang kesehatan, Kimia,
musik, dsb. Salah satu perkumpulan Taoisme di Tiongkok memiliki kumpulan
kitab-kitab hasil kajian Taoisme. Kitab-kitab tersebut berisikan rangkuman
tentang ajaran asli Taoisme, peraturan Taoisme, Qigong, kajian-kajian tentang
kesehatan, Kimia, musik dsb.
Aliran-aliran
Taoisme
Perkembangan Taoisme selama 2000
tahun ini, telah berkembang menjadi beberapa aliran Taoisme. Secara umum ada
dua aliran besar Taoisme. Pertama adalah aliran Zhengyi 正一派dan aliran Quanzhen 全真派. Dikenal juga dengan aliran Fulu 符箓派 dan Danding pai 丹鼎派.
Ciri khas sekte Zhengyi adalah :
Pertama, semua keturuan Zhang
Daoling menjadi pemimpin. Sejak tianshi ke 38 Zhang Yucai menjadi “Zhengyi
jiaozhu”,jabatan ini dilanjutkan oleh keturunan tianshi. Walau penganugrahan
gelar sebagai tianshi ini dihapuskan pada masa dinasti Ming dan Qing, nama
Zhengyi jiaozhu juga bukan anugrah dari kaisar, tetapi bagi umat-umatnya adalah
hal yang wajar untuk tetap menjadikan keturunan Zhang Daoling sebagai pemimpin
mereka.
Kedua, dari segi organisasi, karena
terjadinya penggabungan itu asalnya dari berbagai sekte fulu baik yang lama
maupun yang baru.Termasuk sekte Longhu, Maoshan, Gezao, Taiyi, Jingming, juga
sekte Shenxiao, Qingwei, Donghua, Tianxin dan berbagai sekte kecil
lainnya.Organisasinya lebih kendor.Setelah menjadi sekte besar, yang asalnya
sekte kecil atau karena kurangnya pewaris kemudian melebur dalam sekte besar,
pewarisan di sekte-sekte kecil tetap seperti dahulu, tetapi menjadikan Tianshi
sebagai yang utama.Misalnya sekte Longhu, Jingming, Qingwei dan lain-lain,
hingga saat ini pewarisannya tidak terputus.
Ketiga, Kitab yang dihormati dan
dijunjung bersama adalah kitab “Zhengyi jing”正一经, dengan ilmu utama adalah talisman,
menjapa mantra,qirang zaijiao.
Keempat, Daoshi ( pendeta Tao )
boleh tidak tinggal di biara, boleh menikah dan memiliki keturunan, mereka ini
disebut “huoju daoshi” 火居道士.Lingkup
biaranya dibandingkan biara Quanzhen itu lebih kecil, sila dan aturannya juga
tidak ketat.
Dari dua aliran itu kemudian ada
sekte-sektenya. Antara lain adalah:
- Wudoumi Dao (正一盟威道 atau 五斗米道)
- Qingshui Dao(清水道)
- Tianxin Pai (天心派)
- Fulu Pai (符箓派)
- Qingwei Pai (清微派)
- Lijia Dao (李家道)
- Shangqing Pai (上清派)
- Zhongxuanxie Pai (重玄学派)
- Jingming Dao (净明道)
- Taiyi Jiao (太一教 atau太乙道)
- Xuan Jiao (玄教)
- Wudang Pai (武当派)
- Zhong Pai (中派)
- Xi Pai (西派)
- Danding Pai (丹鼎派 atau 金 丹 道 教, Jindan Daojiao)
- Yujun Dao (于君道)
- Bojia Dao (帛家道)
- Lingbao Pai (灵宝派)
- Donghua Pai (东华派)
- Louguan Dao (楼观道)
- Lushan Pai (闾山派)
- Shengxiao Pai (神霄派)
- Dadao Jiao (大道教 atau 真大道教)
- Yuxian Pai (遇仙派)
- Quanzhen Dao (全真道)
- Nanwu Pai (南无派)
- Longmen Pai (龙门派)
- Pidong Zhong (碧洞宗)
- Dong Pai (东派)
Perkembangan
Taoisme di Indonesia.
Tidak ada catatan resmi kapan
Taoisme masuk ke Nusantara, selain hanya diperkirakan masuk seiring dengan
kedatangan orang Tionghoa. Bangunan-bangunan kelenteng dan dewa-dewa
utama bisa menunjukkan pengaruh Taoisme, seperti penggunaan istilah‘gong/
kiong 宮’, dewata utamanya seperti Xuantian Shangdi 玄天上帝, Tianshang Shengmu 天上聖母 dan lain-lain.
Jejak-jejak keberadaannya terasa
terutama dari aliran Zhengyi sekte Maoshan 茅山 dan Lvshan 閭山, Liuren 六壬. Selain itu di Indonesia ada sekte Zhengyi lainnya yaitu
sekte Lvshan 閭山派.
Sekte Quanzhen 全真.yang
didirikan oleh Wang Chongyang 王重陽(
1113-1170 ).
Di Indonesia berkembang pula Taoisme
aliran Tài shàng mén太上门 Xiāo yáo pài 逍遥派,. Selain memuja Maha Dewa Thai Sang Lao Cin (= Tài shàng
lǎo jūn 太上老君),
Dewa Er Lang Sen (Èr láng shén 二郎神)
dan Dewi Ciu Thien Sien Ni (= Jiǔ tiān xuán nǚ 九天), juga memuja Para Dewa Dewi Tao yang lain. Aliran ini juga
mengajarkan Senkung (Shén gōng 神功)(senam
kesehatan Tao yang diajarkan oleh Maha Dewa Tai Shang Lao Cin) juga Qigong (Qì
gōng 气功)(Olah Raga Pernapasan kesehatan Tao
untuk menghimpun Qi dalam tubuh) serta Cingco (Jìng zuò 静坐)(Duduk diam / Meditasi ).
Aliran ini mengutamakan pedoman Wu
(Kesadaran - Kecerdasan - Kebijaksanaan) sebagai pedoman cara berpikir dan cara
bertindak dalam mempelajari Taoisme dan dalam Kehidupan sehari hari. Dengan
harapan agar pengikut aliran dapat memperbaiki kehidupan Spiritual dan Duniawi
menjadi lebih baik, di mana kemudian akan membawa kemajuan pula bagi diri
sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat disekitarnya.
Sumber
- https://id.wikipedia.org/wiki/Taoisme