Budai
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Budai (Tionghoa: 布袋; Pinyin: Bùdài), atau Hotei dalam
bahasa Jepang, Bố Đại dalam bahasa Vietnam, adalah dewa dalam mitologi
Cina. Sering kali diasosiasikan dengan Buddha Maitreya atau Buddha Tertawa yang
menggambarkan kebahagiaan. Banyak orang Barat yang bingung dengan perbedaan
antara Buddha Gautama dan Maitreya.
Penggambaran
Budai
secara tradisi digambarkan sebagai seorang biksu gendut dan memakai atau menggenggam tasbih. Dia membawa
barang-barangnya dalam sebuah tas yang selalu dibawanya, menggambarkan sebagai
bentuk kesederhanaan. Dia juga sering digambarkan sedang menghibur anak-anak
kecil. Figur Budai hampir selalu muncul dalam budaya Cina.
Sejarah
Menurut sejarah Tiongkok, Budai
adalah seorang biksu Zen yang eksentrik yang hidup di Tiongkok selama masa
Dinasti Liang Akhir (907-923 CE). Dia adalah orang asli Fenghua, dan nama buddhisnya adalah Qieci (Tionghoa: 契此; Pinyin: qiècǐ).[1]
Dia selalu digambarkan sebagai karakter yang baik hati dan dicintai.
Istilah Buddha
berarti "dia yang telah sadar". Sepanjang sejarah agama Buddha,
terdapat beberapa figur terkenal yang diingat oleh banyak orang dan dianggap
sebagai para Buddha. Budai merupakan salah satunya. Meskipun berbeda secara
fisik dalam penggambarannya, orang-orang Barat masih bingung membedakan antara
Buddha historis (Buddha Gautama) dan Budai.
Tradisi
Menyangkut Budai
Cerita
Rakyat
Hotei
dilukis oleh Utagawa Kuniyoshi
Budai selalu dikagumi atas
kebahagiaan, rasa puas dan kebijaksanaannya. Salah satu kepercayaan populer
yang berkembang di tengah-tengah masyarakat adalah bahwa memegang perut Budai
akan membawa kekayaan, keberuntungan dan kemakmuran.
Di Jepang,
Hotei merupakan salah satu dari "Tujuh Dewa Keberuntungan" (Shichi
Fukujin).
Buddhisme
Beberapa
tradisi Buddhis menganggap dia adalah seorang calon Buddha atau bodhisattva, sering mengasosiakannya dengan Maitreya (Buddha yang akan datang).
Zen
Cerita utama tentang Budai di dalam Zen (Chán) terdapat dalam kōan
pendek. Di dalam koan tersebut, Budai diceritakan sedang mengembara memberikan
permen kepada anak-anak miskin, hanya meminta satu koin kepada para biksu atau
umat yang lewat. Suatu hari seorang biksu berjalan padanya dan bertanya,
"Apa artinya Zen?" Budai menjatuhkan tasnya. "Bagaimana
seseorang bisa menyadari Zen?". Budai kemudian mengambil tasnya dan
kembali berjalan.
I
Kuan Tao
Patung
Budai merupakan figur utama dalam altar-altar I Kuan Tao, dimana dia selalu diasosiasikan
dengan nama Sansekerta Maitreya. Menurut I Kuan Tao, Budai
memberikan banyak ajaran termasuk kepuasan, kedermawanan, kebijaksanaan dan
hati yang terbuka.
Figur
Serupa
Arahat
Angida
Angida adalah salah satu dari
delapan belas Arahat pertama dalam agama Buddha. Menurut legenda, Angida adalah
seorang penangkap ular berbakat yang bertujuan menangkap ular-ular berbisa
sehingga mereka tidak akan mematuk orang-orang yang lewat. Angida akan
mengambil racun dari ular tersebut dan kemudian melepaskannya. Atas
kebaikannya, dia mencapai bodhi.
Seni Cina menggambarkan Angida
sebagai Budai, gendut, tertawa dan membawa sebuah tas. Di Nepal, dia disebut
jua hasne buddha ("Buddha Tertawa").
Phra
Sangkajai / Phra Sangkachai
Di Thailand, Budai juga terkadang sulit
dibedakan dengan seorang biksu terkenal di sana yang bernama Phra Sangkajai
atau Sangkachai (bahasa Thai: พระสังกัจจายน์). Menurut legenda diceritakan bahwa
dia sangat tampan sehingga pada suatu ketika seorang pria hendak memintanya
menjadi istri. Untuk menghindari kejadian serupa, dia mengubah dirinya menjadi
seorang biksu gendut. Legenda lainnya mengatakan bahwa dia sangat menawan
sehingga para dewa dan manusia sering membandingkannya dengan Buddha Gautama.
Dia menganggap hal ini tidak pantas, lantas mengubah dirinya menjadi gendut.
Sumber -
https://id.wikipedia.org/wiki/Budai